Afiksasi dalam Bahasa Kerinci di Daerah Pulau Tengah dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran
DOI:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2587Keywords:
Afiksasi, bahasa kerinci, pembelajaranAbstract
Salah satu proses morfologis yang amat penting adalah afiksasi. Proses afiksasi amat berbeda-beda dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis afiks dan proses pembubuhannya dalam bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara. Hasil yang diperoleh adalah berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tuturan masyarakat dalam bahasa Kerinci di Pulau Tengah, diperoleh 5 jenis afiks dengan 57 ragam bentuk afiks. Ragam afiks tersebut terdiri dari 12 prefiks, 9 sufiks, 5 infiks, 27 kombinasi afiks, dan 4 simulfiks. Afiks-afiks tersebut mengalami proses pembubuhan pada berbagai bentuk dasar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah merupakan bahasa daerah yang mengalami afiksasi yang secara aktif digunakan oleh masyarakat bahasa dalam bertutur yang berlangsung pada bentuk dasar nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Afiksasi juga merupakan kajian yang penting dalam pembelajaran yang dapat dimanfaatkan baik untuk siswa di sekolah maupun untuk mahasiswa di tingkat perkuliahan. Kajian afiksasi memberikan kontribusi terhadap sumber ajar pembelajaran morfologi di tingkat perkuliahan dan pembelajaran bahasa daerah di tingkat persekolahan.
References
Aditama, V. Y., Ramadhan, S., Tressyalina, Afnita, dan Amir, A. (2020). Penggunaan Sapaan Bahasa Kerinci Dialek Jujun. BASINDO, 4(1), 135-143.
Anggraini, V., Syahrul, Arief, D., dan Ratih, M. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra berbasis Graphic Organizer Venn Diagram di Sekolah Dasar. Basicedu, 4(4), 1219-1227.
Annisa, I. S., dan Fitria, Y. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Klasifikasi Materi Terintegrasi Matematika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Basicedu, 5(4), 1754-1765.
Ardipal, Machfauzia, A. N., dan Zikri, A. (2020). Pengmbangan Bahan Ajar Menggunakan Literasi Musik di Kelas IV Sekolah Dasar. Basicedu, 4(4), 899-906.
Aripudin. (2017). Bentuk dan Penggunaan Homonim dalam Bahasa Kerinci di Pulau Tengah. Pena, 7(1), 22-30.
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Ekiugbo, P. O., dan Ayunku, T. V. (2018). Affixation Processes in Izon. International Journal of Linguistic, Literature and Translation (IJLLT), 1(3), 1-4.
Herpanus, Tyas, D. K., dan Sultan, M. D. G. (2020). Afiksasi Bahasa Melayu Serawai dalam Cerita Rakyat. Jurnal KANSASI, 5(2), 181-189.
Igaab, Z. K., dan Kareem, I. A. (2018). Affixation in English and Arabic: A Contrastive Study. English Language and Literature Studies, 8(1), 92-103.
Kazemi, F., dan Ranjbar, R. (2019). Affixation in Ardalani Kurdish Based on Distributed Morphology. Academy Publication: Theory and Practice in Language Studies, 9(4), 459-464.
Lukankina, T. A., Shchuklina, T. Y., Mardieva, L. A., dan Wapenhans, H. (2018). Active Processes in Usual Affixation Word Formation of The Contemporary Russian Language. Herald NAMSCA 3, 11(9), 636-639.
Mahareta, D., Abidin, Z., dan Wardiah, D. (2021). Afiksasi Pembentuk Verba dalam Karangan Deskripsi Siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Lebung Itam. Pembahsi, 11(2), 65-80.
Maiza, S. (2018). Sistem Perulangan Bahasa Kerinci Dialek Rawang. Menara Ilmu, 12(1), 213-220.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslimah, D., Nurhayati, E.A.A., dan Suhartatik. (2019). Afiksasi Bahasa Madura Dialek Sumenep Tingkat Tutur Rendah. Estetika, 1(1), 17-24.
Nikelas, S., Rusmaili, M., Ayub, A., Kasim, Y., dan Usman, A. H. (1985). Kata Tugas Bahasa Kerinci. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Noveliar, N., Sunarsih, E., dan Oktaviai, W. (2019). Afiksasi Bahasa Dayak Ahe Pada Cerita Rakyat. Cakrawala Linguista, 2(2), 108-114.
Nurfauziah, A. S., dan Latifah. (2019). Analisis kemampuan Afiksasi pada Hasil Menulis Teks Ulasan Siswa SMP Kelas VIII. Parole, 2(2), 277-284.
Rahman, F., Yandri, dan Gani, M. H. (2019). Variasi Bunyi Bahasa Kerinci Isolek Rawang. Krinok: Jurnal Linguistik Budaya, 4(1), 1-16.
Siga, P., dan Purniawati, H. (2019). Kajian Proses Afiksasi Bahasa Melayu Kupang. Lingko PBSI, 1(1), 1-17.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tanu, I. K. (2018). Pengajaran Bahasa Daerah di Sekolah Kaitannya dengan Kurikulum 2013. Kalangwan, 8(2), 107-116.
Timen, F. A. A. A. (2018). Exploring Affixation in English. European Academic Research, 6(8), 4177-4186.
Usman, A. H. (2001). Kamus Bahasa Kerinci – Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Veerhar, J. W. M. (1981). Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wawan. (2019). Afiksasi dalam Bahasa Tolaki. Jurnal Aksara Public, 3(2), 38-55.
Wulandari, O., Tahir, M., dan Patekkai, I. (2018). Afiks Pembentuk Verba Bahasa Pendau. Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(1), 1-13.
Yusuf, M., Purawinangun, I., A., dan Anggraini, N. (2022). Analisis Afiksasi pada teks Eksposisi Karangan Siswa kelas 8 SMP Bina MAndiri Teluknaga (Kajian Morfologi). Lingua Rima, 11(1), 149-163.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).